Muscat Oman diwaktu malam
Mengapa aku duduk disini malam ini ?
Sendiri
Dalam hembusan angin di musim dingin
Sepi
Dikejauhan terlihat samar ombak berkejaran ke pantai
Berdebur
Memekakkan telinga
Keras
Dari arah berlawanan berjejer indah lampu jalan tertata
Rapi
Berkelok-kelok dan bertingkat-tingkat gemerlap
Cahaya
Lembah di kiri dan kanan berhias gedung-gedung tertutup rapat
Sunyi
Daun-daun kurma bergoyang berputar-putar
Kaku
Aku melarikan diri dari tanah air
Sejenak
Menjauhi kenangan selama bersamanya berbalut
Duka
Ras Al Hamra 35 Muscat Oman
2013/01/20
2013/01/19
RUMAH SAKIT MODERN GUANGZHOU
“Berapa
biaya yang harus disiapkan ?” itu adalah salah satu butir pertanyaan saya waktu
konsultasi dengan dokter yang ada di kantor perwakilan rumah sakit Guangzhou di
Jakarta. “Kira-kira biaya pengobatan di rumah sakit ditambah biaya tiket pulang
pergi 100 juta rupiah “ kata pegawai yang bernama Mindy menerjemahkan
keterangan sang dokter. Saya mencoba melirik isteri saya yang duduk
bersebelahan. Dalam fikiran saya kalau 100 juta masih mungkinlah karena hasil
penjualan mobil Kijang LX kami beberapa minggu yang lalu masih utuh di buku
tabungan BNI sekitar 130 juta. “Saya
fikir-fikir dulu pak” kata saya melalui mbak Mindy.
Kami
meninggalkan ruang konsultasi dokter menuju
ruang tamu yang terletak di bagian depan dan mencoba menggali informasi
lebih jauh khususnya soal biaya dari pegawai-pegawai yang ada disitu. Ternyata
ancer-ancer biaya rumah sakit kira-kira 80 juta, harga tiket sekitar 10,963
juta pp untuk 2 orang kalau naik Garuda sedang kalau naik Batavia air kira-kira
7,96 juta saja. Belum termasuk ongkos visa yang 540 ribu perorang kalau
pengurusan 4 hari sebelumnya, kalau 2 hari sebelumnya 900 ribu dan kalau sehari
sebelumnya dikenakan biaya 1,1 juta. “ Kami akan memberi kabar secepatnya
apakah jadi atau tidak “ kata saya mengakhiri pertemuan hari itu. “Jangan lupa dibawa paspor yang masih berlaku minimal 6 bulan ,
fotocopy kartu keluarga 1 lembar, KTP yang masih berlaku beserta fotocopy juga
1 lembar, foto ukuran 4x6 cm latar belakang harus putih tanpa peci atau topi
bagi bapak, dan bagi ibu boleh memakai kudung ,masing-masing 2 lembar.
IZINKAN AKU MENANGIS TUHAN
IZINKAN AKU MENANGIS TUHAN
Izinkan aku menangis Tuhan
Bukan meratapi kepergiannya keharibaanmu
Bukan pula menolak takdir yang telah engkau tentukan
Tetapi hanya untuk
mengenang masa-masa kebersamaan kami
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga
Izinkan aku menangis Tuhan
Bukan merasa sendiri di dunia ini
Bukan pula terasa ditinggalkan oleh lingkungan sekitar
Tetapi hanya untuk
melampiaskan rinduku padanya
Dalam mengenang masa-masa indah kami bersama
Izinkan aku menangis Tuhan
Bukan karena diriku yang telah rapuh di usia senja
Bukan pula terlalu cengeng sebagai seorang laki-laki
Tetapi air mata yang menitik ke atas sajadah itu
Menjadi saksi betapa aku sangat mencintai isteriku
Langganan:
Postingan (Atom)